Pages

Sabtu, 07 Februari 2015

Kisah Mohammad Mosaddegh - Perdana Menteri Iran



Oleh : Byoma G.

Ada yang pernah mendengar nama Muhammad Mossadegh?

Muhammad Mossadegh merupakan Perdana Menteri Iran pada tahun 1951-1953. Pada masa pemerintahannya, Mossadegh dikenal dengan kebijakan beraninya yaitu menyuarakan nasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak di Iran. Sikap Mossadegh tersebut akan mengingatkan kita pada kebijakan serupa di Indonesia oleh Ir Soekarno.
Mohammad Mossadegh terpilih menjadi PM Iran pada tahun 1951. Begitu menjadi PM Iran, perhatian Mossadegh langsung tertuju pada permasalahan penting dalam negeri Iran saat itu yaitu kuatnya dominasi kapitalis asing dalam perekonomian Iran. Iran saat itu masih berupa monarki dengan Shah Reza Pahlevi sebagai penguasa monarki Iran yang terkenal sangat dekat dengan kekuatan-kekuatan Neokolim Kapitalis-Liberalis.
Kebijakan nasionalisasi Mossadegh tergolong sangat berani, hanya dua hari setelah dirinya berkuasa, Mossadegh langsung menasionalisasi perusahaan minyak asing (Anglo Iranian Oil Company/AIOC). Mossadegh menuturkan, “Sudah bertahun-tahun kami bernegosiasi dengan perusahaan asing, tetapi tidak ada hasil. Dengan pendapatan minyak kami memenuhi kebutuhan anggaran kami dan memerangi kemiskinan, penyakit dan keterbelakangan rakyat kami.” Pernyataan Mossadegh tersebut jelas menunjukkan sikap nasionalis sejati dari dirinya yang menentang segala bentuk dominasi asing terhadap tanah airnya.
Nasionalisasi tersebut membuat dirinya dicap sebagai pahlawan bagi bangsa Iran yang telah menyelamatkan Iran dari ketergantungan ekonomi asing.
Kebijakan nasionalisasi Mossadegh tersebut mendapat dukungan dari Partai Komunis Iran (Tudeh), namun meski demikian perlu diingat bahwa Mossadegh bukanlah seorang Komunis. Dirinya adalah seorang nasionalis tulen. Garis politik luar negri Mossadegh tetaplah tidak memihak kepada blok Komunis maupun Kapitalis. Mossadegh menerapkan kebijakan nasionalisasinya bukan untuk menyenangkan salah satu blok (Komunis maupun Kapitalis) namun semata-mata hanya untuk Iran yang dicintainya. Tuduhan-tuduhan Mossadegh hendak mendorong Iran menjadi satelit USSR terlontar dari pihak Neokolim yang ingin menjatuhkan citra dari seorang Mossadegh. Cara yang sama yang dilakukan untuk meruntuhkan pamor Soekarno di mata rakyat Indonesia.
Sayangnya kiprah Mossadegh dalam kancah perpolitikan Iran tidaklah panjang. Mossadegh kemudian jatuh melalui kudeta yang sudah dirancang oleh pihak Neokolim yang khawatir dengan sikap dan kebijakannya yang sangat nasionalis. Pihak Neokolim yakin bahwa kebijakan Mossadegh tersebut akan ditiru oleh negara-negara dunia ketiga lainnya sehingga pada akhirnya karir Mossadegh harus diakhiri dengan cara apapun. Meski demikian, Mossadegh telah meletakkan dasar-dasar penting bagi kebijakan anti Neokolim di Iran dan namanya akan tetap dikenang sebagai pahlawan nasionalis bagi bangsa Iran.


Sumber :
Analisis pribadi mengacu dari beberapa sumber

0 komentar:

Posting Komentar